Bagi masyarakat yang ingin ber-rekreasi dipantai dengan segala keindahan pemandangan yang cukup mempesona diwilayah Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat tak ada salahnya bisa mengunjungi obyek wisata pantai di Pantai Ria yang terletak di Desa Woja Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
Hamparan laut lepas dengan segala macam keindahannya cukup memanjakan sejauh mata memandang. Salah seorang tokoh budayawan Dompu, Tharmudzi Aly menuturkan bahwa nama Pantai Ria muncul begitu saja. Bahkan ada keunikan tersendiri yakni adanya Mata Air “ Lampa Lisu “ yaitu tempat para putra raja dan bangsawan mengambil air ketika akan di khitan atau Ndoso Woi dengan iringan Gendang dan Silu ( acara sakral ). Mata air tersebut muncul dari tanah dan tak berubah hingga sekarang masih dijadikan sebagai sumber kehidupan masyarakat setempat.
Diutarakan Tharmudji bahwa obyek wisata Pantai Ria dapat dijadikan sebuah aset wisata karena menyimpan histori dan layak ditata , dirawat serta dijaga kelestariannya. “ Saya berharap agar Pemda setempat sesegera mungkin membangun dan menata agar obyek wisata disamping dapat menjadi Pendapatan Asli Daerah ( PAD) juga bisa dikunjungi masyarakat baik dari Dompu naupun Luar Dompu bahkan mancanegara,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa agar ada daya tarik di tempat wisata Pantai Ria harus ada event – event atau moment tertentu guna menambah daya tariknya.
Sementara itu tokoh masyarakat lainnya H. Abdul Muis SH menceritakan bahwa
Pantai Ria itu terkenal salah satu pantai yang cukup menarik di Kabupaten Dompu dilihat dari keindahannya, sehingga cukup lumayan dan juga tak kalah pentingnya bahwa Pantai Ria punya sejarah. Dan di tempat itu, sebetulnya apa yang dikatakan oleh orang-orang tempo dulu kalau di Riwo itu konon bahwa orang-orang kita dulu di sana tempatnya dan sampai sekarang seperti misalnya yang mengisahkan sejarah bagi keturunanya bahwa Lalu Dole menghilang dan masih beranggapan bahwa dia masih hidup sampai sekarang, dan Lalu Dole itu kan salah satu keturunan bangsawan di sini dan orang menggap bahwa dia itu masih hidup secara gaib di Riwo itu, sehingga orang Dompu atau keturunannya kalau ada apa, sewaktu-waktu di sanalah minta petunjuk.
Mitos atau keyakinan semacam itu, masih ada di Dompu hingga sekarang.
Pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan di Pantai Ria di sana, artinya, dengan meningkatkan sarana prasarananya, kemudian lebih dikemudikan lagi ke dunia luar, sehingga dapat menjanjikan, dijadikan sebagai tempat beristrahat, tempat berlibur. Diharapkan Pemda sesegera mungkin memikirkan itu, hingga menjadi tempat kebanggaan bagi masyarakat Dompu sendiri, harapnya.
Hal senada juga di utarakan tokoh masyarakat lain yakni Abdul Kadir Karim, S. Sos. Menurutnya Pantai Ri sangat layak untuk dikembangkan, karena secara teritorial wilayahnya sangat dekat dengan pantai lakey, itulah yang dinamakan dengan kawasan alternatif bagi pengembangan kawasan lakey.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu (Kadis Buspar) Drs. Sayuti Melik menanggapi pengembangan Pantai Ria menyatakan bahwa pihaknya akan membangun sarana dan pra sarana seperti MCK, Paruga ( Pondok ),Bak sampah, melakukan penataan secara teratur, menata secara profesional dan membangun pintu gerbang untuk pos keamanan demi menjaga keamanan dan ketertiban.
Hamparan laut lepas dengan segala macam keindahannya cukup memanjakan sejauh mata memandang. Salah seorang tokoh budayawan Dompu, Tharmudzi Aly menuturkan bahwa nama Pantai Ria muncul begitu saja. Bahkan ada keunikan tersendiri yakni adanya Mata Air “ Lampa Lisu “ yaitu tempat para putra raja dan bangsawan mengambil air ketika akan di khitan atau Ndoso Woi dengan iringan Gendang dan Silu ( acara sakral ). Mata air tersebut muncul dari tanah dan tak berubah hingga sekarang masih dijadikan sebagai sumber kehidupan masyarakat setempat.
Diutarakan Tharmudji bahwa obyek wisata Pantai Ria dapat dijadikan sebuah aset wisata karena menyimpan histori dan layak ditata , dirawat serta dijaga kelestariannya. “ Saya berharap agar Pemda setempat sesegera mungkin membangun dan menata agar obyek wisata disamping dapat menjadi Pendapatan Asli Daerah ( PAD) juga bisa dikunjungi masyarakat baik dari Dompu naupun Luar Dompu bahkan mancanegara,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa agar ada daya tarik di tempat wisata Pantai Ria harus ada event – event atau moment tertentu guna menambah daya tariknya.
Sementara itu tokoh masyarakat lainnya H. Abdul Muis SH menceritakan bahwa
Pantai Ria itu terkenal salah satu pantai yang cukup menarik di Kabupaten Dompu dilihat dari keindahannya, sehingga cukup lumayan dan juga tak kalah pentingnya bahwa Pantai Ria punya sejarah. Dan di tempat itu, sebetulnya apa yang dikatakan oleh orang-orang tempo dulu kalau di Riwo itu konon bahwa orang-orang kita dulu di sana tempatnya dan sampai sekarang seperti misalnya yang mengisahkan sejarah bagi keturunanya bahwa Lalu Dole menghilang dan masih beranggapan bahwa dia masih hidup sampai sekarang, dan Lalu Dole itu kan salah satu keturunan bangsawan di sini dan orang menggap bahwa dia itu masih hidup secara gaib di Riwo itu, sehingga orang Dompu atau keturunannya kalau ada apa, sewaktu-waktu di sanalah minta petunjuk.
Mitos atau keyakinan semacam itu, masih ada di Dompu hingga sekarang.
Pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan di Pantai Ria di sana, artinya, dengan meningkatkan sarana prasarananya, kemudian lebih dikemudikan lagi ke dunia luar, sehingga dapat menjanjikan, dijadikan sebagai tempat beristrahat, tempat berlibur. Diharapkan Pemda sesegera mungkin memikirkan itu, hingga menjadi tempat kebanggaan bagi masyarakat Dompu sendiri, harapnya.
Hal senada juga di utarakan tokoh masyarakat lain yakni Abdul Kadir Karim, S. Sos. Menurutnya Pantai Ri sangat layak untuk dikembangkan, karena secara teritorial wilayahnya sangat dekat dengan pantai lakey, itulah yang dinamakan dengan kawasan alternatif bagi pengembangan kawasan lakey.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu (Kadis Buspar) Drs. Sayuti Melik menanggapi pengembangan Pantai Ria menyatakan bahwa pihaknya akan membangun sarana dan pra sarana seperti MCK, Paruga ( Pondok ),Bak sampah, melakukan penataan secara teratur, menata secara profesional dan membangun pintu gerbang untuk pos keamanan demi menjaga keamanan dan ketertiban.
Comments
Post a Comment